MAKALAH AKUNTANSI KEPERILAKUAN (AKP)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi memiliki tujuan memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Akuntansi merupakan media komunikasi, dalam pelaporan hal tertentu seperti sumber daya alam biasanya dilaporkan secara sukarela kecuali pembuat laporan keuangan meyakini bahwa si penerima informasi akan berperilaku sebagaimana yang idinginkan sebagai tujuan pelaporan. Dalam organisasi manajer biasanya memiliki hak Untuk mengharuskan bawahannya melaporkan aspek – aspek yang harus dilaporkan dalam kinerja mereka. Setiap orang yang terlibat dalam penyusunan laporan akuntansi perlu memahami dampak yang mungkin ditimbulkan dari persyaratan pelaporan terhadap perusahaan. Pembuat laporan akuntansi dapat dengan sengaja melaporkan informasi palsu , informasi yang tidak akurat. Guna memastikan keandalan dari informasi akuntansi yang dilaporkan adalah fungsi penting dari audit keuangan, persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku pelapor dalam beberapa cara.
Antisipasi penggunaan informasi dilakukan oleh pembuat informasi untuk mencari tahu reaksi yang akan terjadi dari penerima informasi atas informasi tersebut, sehingga dampak negatif dari informasi dapat diminimalisir.Kadangkala penerima informasi atau user informasi menyatakan dengan jelas keinginannya atau mereka kepada si pembuat informasi. Hal ini dapat dijadikan masukan untuk pembuat informasi sebelum membuat laporan, misalnya mengenai laba, pertumbuhan jangka panjang, citra perusahaan, dan sebagainya. Jika pengguna informasi tidak memperhatikan atau mengevaluasi informasi yang diterima, sehingga dapat terjadi bias informasi tersebut dimana menjadi tidak relevan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana syarat-syarat pelaporan?
2. Bagaimana persyaratan pelaporan memengaruhi perilaku?
3. Bagaimana dampak dari persyaratan pelaporan
4. Bagaimana penilaian terhadap pengiriman informasi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana syarat-syarat pelaporan
2. Untuk mengetahui bagaimana persyaratan pelaporan memengaruhi perilaku
3. Untuk mengetahui bagaimana dampak dari persyaratan pelaporan
4. Untuk mengetahui penilaian dampak terhadap pengiriman informasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Syarat-Syarat Pelaporan
Dunia saat ini penuh dengan persyaratan Untuk melaporkan informasi kepada orang lain tentang siapa atau apa kita ini, bagaimana kita menjalankan hidup kita, bagaimana kita mengerjakan pekerjaan kita ,dan seterusnya. Hal – hal ini pada umumnya sering disebut sebagai persyaratan pelaporan. kebanyakan riset tentang akuntansi keperilakuan mengenai dampak informasi telah memfokuskan pada bagaimana penerima menggunakan informasi yang dilaporkan guna membuat penilaian dan atau keputusan. Sehingga penting sekali Untuk memahami bahwa dampak persyaratan pelaporan terhadap perilaku dari mereka yang diharuskan Untuk memberikan laporan informasi tertentu musti dikaji. Istilah “pelapor” dan “pengirim” akan digunakan secara bergantian dan mengacu pada individu, orgaisasi atau kelompok lain yang diharuskan Untuk melaporkan informasi.
Intisari dari pelaporan akuntansi adalah komunikasi atas informasi yang memiliki implikasi keuanganatau manajemen. Karena pengumpulan dan pelaporan informasi mengonsumsi sumberdaya, biasanya hal yang mana tidak dilakukan dengan suka rela kecuali pelapor yakin bahwa hal ini memberikan si penerima informasi berperilaku sebagaimana yang diinginkan pelapor. Yang mana pula kebanykan dari informasi akuntasi digunakan dan dikomunikasikan hanya karaena seserang memiliki posisi kekuasaan.
Informasi pula yang dilaporkan adalah bagian yang penting dari proses pengendalian organisasi. Tanpa informasi, manajer, kreditor dan pemilik tidak dapat mengatakan apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana aau apakah tindakan korektif diperlukan. Meskipun alternatif seperti pengamatan langsung dan audit kadang kala digunakan, informasi ang dilaporkan adalah cara paling umum Untuk memperoleh informasi yang digunakan Untuk pengendalian. Adalah penting untuk memahami dampak dari persyaratan pelaporan karena kelaziman dan biayanya.
Persyaratan pelaporan dikenalkan dan dipaksakan oleh beraneka ragam orang dan organisasi dengan cara yang beraneka rupa. Dalam organisasi, manajer biasanya memiliki hak Untuk mengharuskan bawahannya melaporkan aspek mana pun dari kinerja pekerjaan mereka. Apakah mereka dapat melaksanakan persaratan semacam itu dengan efektif adalah kurang jelas dan bergantung pada sejumlah faktor organisasional, dan mungkin pribadi. Perusahaan-perushaan ang dimiliki oleh publik diharuskan Untuk melaporkan secara ekstensif kepada BAPEPAM dan publik Untuk status keuangan dan operasinya. Setiap orang yang terlibat dalam perancangan atau penggunaan sistem informasi perlu memahami dampak yang mungkin dari persyaratan pelaporan terhadap pengirim informasi, serta bagaimana memprediksikan dan mengidentifikasikan dampak semacam itu.
2.2 Bagaimana Persyaratan Pelaporan Memengaruhi Perilaku
Gagasan bahwa persyaratan pelaporan mempengaruhi perilaku pelapor bukanlah sesuatu yang baru ataupun unik bagi manajemen dan akuntansi. Para psikolog sangat menyadari bahwa orang dapat merespon terhadap ‘tuntutan” dari situasii eksperimental dengan berperilaku secara berbeda dengan apa yang mereka lakukan pada situasi lain. Sementara psikolog eksperimental mencoba menjahui hal ini karena orientasi dari riset mereka, manajer dan badan regulasi mencoba secara aktif Untuk memberikan tuntutan kepada orang lain guna membuat mereka berperilaku dengan cara tertentu. Manajer dan badan regulasi menggunakan persyaratan pelaporan baik Untuk menggunakan tuntutan semacam itu dan Untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan Untuk mengevaluasi perilaku dan kinerja.
Diakui bahwa pengirim mungkin saja dengan sengaja melaporkan informasi palsu yaitu mereka dapat saja berbohong. Informasi yang tidak akurat juga dapat dilaporkan dengan sembrono karena sistem informasi yang tidak memadai. Guna memastikan keandalan dariinformasi yang dilaporkan adalah fungsi penting dari audit laporan keunagan oleh akuntan publik independen yang bersertifikasi, dari audit internal oleh staf yang hanya bertanggung jawab kepada manajemen puncak Untuk mengecek para bawahan ditemat oleh atasan. Dan “ kunjungan lapangan” oleh para penyangdang dana dari badan layangan sosial. Suatu mekanisme Untuk memastikan integritas informasi yang dilaporkan adalah penting dari desain atas pelaporan mana pun.
Persyarata pelaporan dapat mempengaruhi perilaku pelopor dalam beberapa cara. Bentuk lain dari pengukuran yang digunakan dalam organisasi, seperti audit dan pengamatan langsung, juga memiliki dampak yang sama terhadap persyaratan pelaporan selain dampak spesifikasinya sendiri.
2.2.1 Antisipasi Penggunaan Informasi
Ketika persyaratan pelaporan dikenakan, adalah umum bagi si pengirim Untuk paling tidak berfikir, jika tidak bertanya “ mengapa mereka menginginkan informasi ini? Bagaimana mereka akan menggunakannya?”. Si pengirim ingin mengetahui apakah si penerima akan mengambil suatu tindakan yang berkaitan dengan, atau memiliki pendapat mengenai si pengirim karena informasi yang dilaporkan tersebut. Karena si penerima menggunakan informasi yang dilaporkan sebagai suatu dasar Untuk evaluasi kinerja dan penilaian lainnya, pertimbangan si pengirim mengenai penggunaan yang mungkin sangat berdasar.
Pengirim menggunakan persyaratan pelaporan itu sendiri, bersama-sama dengan informasi lainnya, Untuk mengantisipasi bagaimana penerima akan bereaksi terhadap informsi yang dilaporkan. Pengirim menggunakan persyaratan pelaporan itu sendiri bersama-sama dengan informasi lainya, Untuk mengantisipasi bagaimana penerima akan bereaksi terhadap informasi yang akan dilaporkan. Karena orang pada umumnya bereaksi dengan cara-cara yang mereka yakin akan mengarah pada hasil yang mereka inginkan, pengirim informasi tersebut mencoba Untuk menyimpulkan bagaimana penerima informasi akan menggunakan dan bereaksi terhadap informasi yang disediakan. Jika pengirim mengidentifikasi adanya suatu reaksi yang tidak menyenangkan terhadap informasi mengenai perilaku mereka sekarang. Mereka mungkin akan memodifikasi perilaku mereka sedemikian rupa, sehingga informasi yang dilaporkan akan menimbulkan reaksi yang lebih diinginkan.
Persyaratan pelaporan kemungkinan besar akan mempengaruhi perilaku pengirim ketika informasi yang dilaporkan merupakan deskripsi mengenai perilaku pengirim atau sesuatu yang dipengaruhi pengirim atau sesuatu Untuk mana si pengirim bertanggung jawab.Bagaiman informasi yang dilaporkan berkaitan dengan perilaku pengirim adalah penting? Semakin informasi yang dilaporkan mencerminkan sesuatu yang dapat dikendalikan oleh si pengirim, semakin besar kemungkinan bahwa perilaku pengirim akan dimodifikasi.pengirim dapat merasakan cukup pasti bahwa perubahan dalam perilaku akan mengarahkan perubahan yang diinginkan dlam informasi yang dilapoirkan.
Dalam konteks manajemen pengirim sering sekali dianggap bertanggung jawab Untuk mengendaikan hal-hal yang juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain yang tidak dapat dipengaruhi oleh sipengirim. Misalnya saja perekonomian dapat secara signifikan mempenagruhi penjualan suatu devisi dan tentu saja tidak dapat dikendalikan oleh manajer devisi. Meskipun prinsip akuntansi manajemen Untuk membuat manajer bertanggung jawab hanya Untuk hal-hal Untuk mana mereka memiliki wewenang dan kemampuan Untuk mengendalikan, tidak mudah Untuk benar-benar mengetahui seberapa banyak dari hasil sekarang yang disebabkan oleh tindakan pengirim dibandingkan oleh faktor-faktor lain. Ketika banyak faktor diluar perilaku pengirim mempengaruhi suatu hasil pengirim kemungkinan besar tidak akan merubah perilakunya guna menghasilakn informasi yang berbeda karena dua alasan, Pertama pengirim mungkin tidak mengetahui bagaimana Untuk keperilakuan guna mencapai hasil dan informasi yang diinginkan, Kedua sering kali ada keinginan Untuk menyalahkan faktor-faktor lain atas hasil yang dicapai ketika sipengirim ditanyakan mengenai hal itu.
2.2.2 Prediksi Si Pengirim Mengenai Penggunaan Si Pemakai
Kadang kala penerima menyatakan secar jelas bagaiman mereka mengiginkan si pengirim berperilaku. Tetapi seringkali mereka tidak menginginkan atau mereka mungkin menginginkan banyak hal lain yang sulit dicapai secara simultan, seperti laba jangka pendek yang tinggi, pertumbuhan jangka panjang yang baik, atau citra publik yang bagus. Jika si pengirim bertanggung jawab kepada si penerima, maka si pengirim ingin berperilaku dengan cara-cara yang akan menyenangkan sipenerima. Apa yang diharuskan diambil, mengenai tindakan dan hasil manakah yang penting bagi sipenerima.
Kadangkala seseorang merasa pasti mengenai bagaimana penerima akan menggunakan informasi sementara pada waktu lain seseorang tidak merasa pasti mengenai bagaiman informasi tersebut digunakan. Jika setiap orang selalu jelas dan jujur mengenai bagaimana mereka akan menggunakan informasi yang dilaporkan , maka akan terdapat sedikit masalah, tetapi tetap masih ada kemungkinan bahwa informasi tersebut akan kemudian dilaporkan dengan cara-cara yang tidak dimaksudkan ketika pertama kali informasi tersebut diminta. Seringkali, orang yang meminta informasi tidak secara eksplisit mengenai bagaimana informasi tersebut akan digunakan atau dengan siapa informasi tersebut akan dibagi. Dalam kasus ini, pelapor memiliki pekerjaan yang sulit Untuk menebak kapan dan bagaimana informasi tersebut dapat digunakan. Mereka kemungkinan besar akan mendasarkan prediksi mereka pada bagaimana informasi yang dilaporkan digunakan dalam situasi yang serupa dalam pengamatan mereka, atau bagaimana meerka akan menggunakannya jika mereka ada pada posisi si peminta informasi, bersama-sama pada informasi apapun yang tersedia bagaimana laporan ini akan digunkan.
Kadang kala, bahkan ketika orang menyatakan dengan jelas mengenai bagaimana mereka berencana Untuk menggunakn informasi yang dilaporkan, mereka secara aktual akan menggunakan informasi tersebut dengan cara-cara yang mereka indikasikan atau janjikan tidak akan digunakan. Anda mungkin telah ditempatkan pada posisi ini oleh seseorang yang mengorek informasi dari anda dengan janji bahwa informasi tersebut tidak akan akan disebarkan atau digunakan terhadap anda kemudian, hanya Untuk menemukan bahwa ternyata mereka memang menyebarkanya atau bahkan mereka menggunakan informasi tersebut pada setiap argumentasi dengan anda. Faktanya, potensi semaacam itu Untuk penyalahgunaan atas informasi tertentu telah mengarah pada dimasukkanya aturan mengenai keamanan dan privasi dengan kaitanya dengan catatan karyawan dan medis.
Dalam kasus-kasus lain, adalah jelas dari respon penerima atau kurangnya respons penerima, bahwa mereka tidak menggunakan informasi yang dilaporkan seperti yang mereka katakan. Anekdot klasik mengenai hal ini adalah mahasiswa yang mengetik alamat yang panjang ditengah-tengah suatu makalah Untuk menambah ketebalanya.Makalah tersebut dikembalikan dengan suatu nilai,tetapi tanpa indikasi bahwa dosen tersebut telah melihat hal tersebut.
Sementara contoh ini kelihatanya agak ekstrem, banyak manajer akan mengakui bahwa mereka tidak mempunyai waktu Untuk menggunakan seluruh informasi yang mereka terima mengenai perilaku bawahanya. Dalam banyak kasus bawahan mereka nampaknya benar-benar menyadari bahwa atasanya tidak menggunakan informasi tertentu yang dilaporkan,dan mereka bertindak tidak sesuai dengan itu. Jika kegunaan yang dimaksudkan tidak sesuai dnegn yang dimaksudkan maka pengirim akan menggunakan informasi masa lalunya dalam situasi yang serupa dan keyakinan lainya mengenai penerima dan situasi guna membuat estimasi terbaik mereka mengenai bagaimana informasi yang dilaporkan akan benar-benar digunakan.
2.2.3 Insentif/Sanksi
Ketika pengirim telah membuat estimasi terbaiknya mengenai apakah-dan jika demikian bagaimana penerima akan menggunakan informasi tersebut,maka pertanyaan berikutnya adalah “apa yang akan dilakukan sipenerima tentang itu?”. Dalam beberapa kasus, seseorang mengetahui bahwa sipenerima tidak akan senang dengan informasi tersebut, tetapi tidak ada yang dapat dilakukan mengenai hal itu. Faktanya, kadangkala orang yang mengiginkan informasi tersebut bahkan tidak dapat memaksakan persyaratan pelaporan, dalam kasus mana “pengirim” kemungkinan besar tidak akan mengirimkan informasi itu. Tetapi, ketika penerima paling tidak memiliki cukup kekuasaan langsung maupun tidak langsung Untuk memaksakan persyaratan pelaporan, maka ia kemungkinan besar paling tidak memiliki suatu kekuasaan atas tindakan si pengirim.
Kekuatan dan sifat dari kekuasaan penerima terhadap pengirim adalah penentu yang penting mengenai seberapa besar kemungkinan bahwa sipengirim akan mengubah perilakunya. Semakin besar potensi yang ada bagi sipenerima Untuk memberikan penghargaan atas sanksi kepada si pengirim , semakin hati- hati si pengirim akan bertindak dalam memastikan bahwa informasi yang dilaporkan dapat diterima oleh sipenerima. Misalnya saja,mahasiswa kemungkinan besar akan mengerjakan tugasnya ketika tugas tersebut dikumpulkan dan diberi nilai dibandingkan jika tidak meskipun manfaat pembelajaran sama dalam kedua kasus.
2.2.4 Penentuan Waktu
Waktu adalah penentu penting dalam menentukan apakah persyaratan pelaporan akan menyebabkan perubahan dalam perilaku pengirim atau tidak. Supaya persyaratan pelaporan dapat menyebabkan pengirim mengubah perilakunya, ia harus mengetahui persyaratan pelaporan tersebut sebelum ia bertindak. Jika persyaratan pelaporan tersebut hanya terjadi setelah pengirim telah bertindak, maka tidak ada peluang Untuk mengubah perilaku masa lalu. Tetapi kebanyakan persyaratan pelaporan bersifat repetitif dalam konteks manajemen, sehingga bahkan jika persyaratan pelaporan yang pertama dikenakan setelah perilaku yang dilaporkan terjadi, pelapor akan mengetahui didepan bahwa laporan berikutnya harus dibuat. Karena data biasanya tidak dikumpulkan kecuali seseorang bermaksud menggunakanya, maka persyaratan pelaporan yang baru sering kali memerlukan data baru dikumpulkan yang memberikan peluang Untuk mengubah perilaku sebelum pelaporan.
2.2.5 Strategi Respons Iteratif
Mengubah perilaku biasanya mahal biayangya. Orang dipengaruhi banyak tuntutan, batasan, dan keinginan yang saling bersaing satu sama lain , perubahan apa pun dalam perilaku biasanya memengaruhi lebih dari satu dimensi ini dan tidak selalu kearah yang diprediksi atau diinginkan. Paling tidak menghabiskan banyak waktu Untuk tugas menyisakan lebih sedikit waktu yang tersedia untuk tugas lainya.
Ketika suatu persyaratan pelaporan baru dikenakan, strategi yang paling murah adalah terus pberperilaku seperti baiasa, melaporkan sejujurnya perilaku tersebut, dan menunggu respon dari si penerima. Jika tidak ada respon maka strategi tersebut dapat diteruskan. Umpan balik negatif dari penerima mengindikasikan bahwa perilaku yang dilaporkan tidak diinginkan, memperbaiki estimasi pengirim mengenai perilaku apa yang diinginkan si penerima dan bagaiman ia merespon. Pada putaran pertama “kami sedang mengerjakanya-hal- hal seperti ini butuh waktu Untuk berubah” mungkin adalah respon yang mencukupi.
Ackerman menunjukan bahwa kombinasi antara persyaratan pelaporan dan pernyataan yang jelas mengenai perilaku yang diinginkan, serta umpan balik mungkin tidak mencukupi Untuk mendrong perilaku yang diinginkan dalam situasi-situasi tertentu. Penghargaan dan sanksi yang dikaitkan dengan perilaku tersebut dibutuhkan dalam beberapa atau semua situasi.
Oleh karena itu kemungkinan pelapor mengubah perilakunya dalam menanggapi persyaratan pelaporan saja bergantung palig tidak sebagain pada:
1. Seberapa jelas apa yang diingin kan si penerima Untuk terjadi
2. Seberapa jelas Untuk apa informasi yang dilaporkan tersebut akan digunakan oleh si penerima
3. Penghargaan atau sanksi apa yang dapat diberikan oleh si penerima kepada si pengirim
4. Penghargaaan atau sanksi manakah yang mungkin digunakan oleh sipenerima
5. Seberapa besar perubahan dalam perilaku pada suatu dimensi dapat mempengaruhi kinerja pada dimensi-dimensi penting lainya.
2.2.6 Pengarah Perhatian
Suatu persayaratan pelaporan dapat menyebabkan pengirim mengubah perilaku,bahkan jika ia tidak mengharapkan penerima bereaksi terhadap informasi yang dilaporkan. Hal itu karena informasi memiliki suatu cara Untuk mengarahkan perhatian pada bidang-bidang yang berkaitan dengan nya yang dapat mengarah pada perubahan perilaku. Meskipun dampak mengarahkan perhatian mungkin kurang ampuh dan kurang rentan terhadap prediksi dibandingkan dengan dampak antisipasi, dampak tersebut dapat mempengaruhi perilaku dalam beberapa situasi. Dampak tersebut kemungkinan besar dapat terjadi dalam situasi dimana perilaku nya dilaporkan penting bagi sipengirim Karena beberapa alasan, dan dimana terdapat cukup banyak kelonggaran (slack) dalam sistem yang memungkinkan si pengirim Untuk mengubah perilakunya tanpa dampak negatif terhadap aspek-aspek lain dari kinerjanya. Hal ini lebih lemah dibandingkan dengan dampak antisipasi.
Dampak mengarahkan perhatian dapat dianggap sebagai dampak dari pencatatan dan bukan dampak dari pelaporan informasi Karena dampak tersebut timbul dari kepentingan pengirim itu sendiri dan tidak bergantung pada informasi yang dilaporkan kepada siapapun. Tetapi dampak tersebut dipertimbangkan Karena dampak tersebut dapat terjadi sebgai respon terhadap persyaratan pelaporan dari luar meskipun hal tersebut dapat juga terjadi tanpa adanya persyaratan tersebut.
Banyak program “manajemen waktu” menggunakan dampak mengarahkan perhatian Untuk menghasilkan perubahan perilaku. Partisipan diminta Untuk menyimpan catatan yang terinci mengenai bagaimana mereka menghabiskan waktu, tetapi tidak diharuskan Untuk menyampaikan informasi tersebut kepada siapapun. Mereka kemudian dapat menggunakan informasi tersebut Untuk menentukan apakah mereka menghabiskan waktunya dengan cara-cara yang mendukung pernyataan prioritas mereka apakah banyak dari waktu mereka yang disia-siakan .
2.3 Dampak Dari Persyaratan Pelaporan
Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku disemua bidang akuntansi: keuangan,perpajakan, manajerial, dan sosial. Kompleksitas dari lingkungan akuntansi adalah penghalang terhadap penilaian dampak dari persyaratan pelaporan. Terdapat begitu banyak hal yang terjadi pada waktu yang bersamaan, sehingga sulit mengatakan dengan pasti yang manakah yang menyebabkan perilaku yang diamati. Bukti-bukti mengenai dampak persyaratan pelaporan masih belum konklusif,tetapi pengetahuan yang lebih substantif dan metedologi riset yang lebih baik sedang dikembangkan.
2.3.1 Akuntansi Keuangan
Badan-badan yang berwenang dalam akuntansi keuangan di amerika serikat, termasuk Securities Exchange Commission (SEC), Financial Accounting Standards Board(FASB) dan Financial Executives Research Foundation (FERF) telah mengakui dampak potensial yang dimilki persyaratan pelaporan terhadap perilaku korporat. FASB dan FERF baru-baru ini mulai mendorong dan mendukung investigsai mengenai dampak semacam itu dan mempertimbnagkan secara ekslplit dalam proses penetapan standar.
Pada awaltahun 1969 diusulkan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umuum(Generally Accepted Accounting Standar-GAAP) dapat mempengaruhi perilaku korporat. Hawkins membahas dampak-dampak yang mungkin terhadap kebijakan operasi manajer mengenai prinsip-prinsip akuntansi Untuk pajak tangguhan,kredit, translasi mata uang asing, laba persaham, konsolidasi, laba atau rugi luar biasa, ekuivalen saham biasa, dan sewa guna usaha.Ia menyatakan GAAP yang baik secara keperilakuan akan menghambat manajer Untuk mngambil tindakan operasi yang tidak diinginkan guna membenarkan adopsi atas suatu alternatif akuntansi dan menghambat adopsi praktik akuntansi oleh korporasi yang menciptakan ilusi kerja,sayangnya ia tidak melakukan investigasi apakah dampak yang ia argumentasikan benar-benar terjadi atau tidak ia juga tidak membahas situasi hadirin yang dampak mempengaruhi kekuatan dari dampak tersebut , akan tetapi sejak saat itu telah dilakukan perubahan dalam banyak bidang GAAP yang dibahasnya.
Beberapa prinsip akuntansi kemudian diterapkan setelah diperdebatkan terlebih dahulu mengenai dampak yang akan ditimbulkan. Beberapa hal yang kontroversial dari pernyataan akuntansi tersebut merupakan contoh mengenai bagaimana prinsip akntansi tersebut berperilaku. Contoh-contoh tersebut meliputi “bagaimana perlakuan atas kerugian yang secara signifikan dipengaruhi oleh melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar?” dan “bagaimana perlakuan atas kelebihan nilai pembayara untuk kontrak utang dalam mata uang asing?”. Sebelum diterapkan dan diakui sebagai biaya atau dikapitalisasi, hal-hal tersebut terlebih dahulu mengalami perdebatan yang melibatkan berbagai kelompok (pemerintah, praktisi bisnis, akademisi, dan akuntan praktisi). Hal tersebut melahirkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No.4 yang Menginterpretasikan paragraf 32 dari pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.10 mengenai transaksi dalam mata uang asing. Dalam interpretasi tersebut dinyatakan bahwa kerugian yang ditimbulkan oleh tingkat inflasi yang luar biasa (diatas 133%) dan melibatkan transaksi operasi dalam mata uang dolar dapat dikapitalisasi oleh Perusahaan.
Prinsip akuntansi yang kontroversional lainya termasuk perlakuan atas biaya penelitian dan pengembangan, serta persyaratan pelaporan akuntansi atas inflasi yang mengharuskan dibuatnya penyesuaian dalam laporan keuangan, demikian pula halnya dengan akuntansi minyak dan gas bumi.
Dalam akuntansi minyak dan gas bumi pengakuan beban dengan metode-metode yang diperbolehkan menunjukan adanya negosiasi antar kelompok yang kompeten dan terlibat dalam penggunaan akuntansi minyak dan gas bumi tersebut. Dalam akuntansi tersebut diyatakan bahwa pengunaan perhitungan biaya penuh (Full Coating-FC) dan usaha yang berhasil (Successful Effort-SE) merupakan dua metode yang disetujui,kedua metode tersebut muncul secara bertahap. Karena pengguanaan metode SE dapat menyebabkan kerugian besar yang harus ditampilkan dalam laporan laba rugi maka baik pihak penyusun laporan keuangan maupun penerima laporan keuangan memiliki suatu kekhawatiran yang serius atas pandangan yang negatif terhadap informasi keuangan yang dilaporkan itu.rasa khawatir itu diwujudkan lewat pengajuan usulan metode lain yaitu metode FC.
2.3.2 Akuntansi Perpajakan
Akuntansi perpajakan keperilakuan merupakan bidnag yang relative masih belum dieksplorasi. Akan tetapi bidang tersebut tentu saja merupakan bidang yang sensitif dalam kaitanya dengan persyaratan pelaporan. Beberapa orang, percaya bahwa persyarataan pelaporan pajak yang sekarang melanggar hak konstitusional. Umumnya dipandang bahwa persyaratan pelaporan pajak rumit dan sulit bagi banyak pembayar pajak.
Beberapa persyaratan pelaporan telah dikenakan tidak hanya kepada pembayar namun juga pada pihak lain seperti karyawan dengan maksud Untuk membuat hukum pajak lebih dipatuhi. Pengetahuan bahwa informasi tersebut akan dilaporkan kepada kantor pajak oleh orang lain diharapkan akan membuat pembayar pajak kemungkinan kecil akan mencoba Untuk menghindari pajak. Perhatikan bahwa hukum pajak tidak berubah,persyaratan pelaporan menurunkan peluang Untuk berbuat curang tanpa mendapatkan hukuman.
Usaha pada tahun 1985 Untuk mengharuskan pencatatan rinci atas pengurangan beban bisnis mungkin adaalah contoh yang paling baru dan kontroversional mengenai dampak keperilakuan dari persyartan pelaporan pajak. Telah dibantah bahwa orang-orang bisnis akan mengeluarkan lebih sedikit dan dengan demikian mengklaim lebih sedikit pengurangan di bandingkan dengan persyaratan pembukuan yang sekarang. Faktany, catatan yang lebih rinci itu sendiri tidak perlu dilapokan, tetapi pembayar pajak dan penyususn laporan pajak diharuskan Untuk melaporkan bahwa catatan smecam itu disimpan dan tersedia Untuk diperiksa
2.3.3 Akuntansi Sosial
Hanya sedikit saja yang mengetahui dampak dari akuntansi sosial terhadap pengirim informasi. Masih terdapat relatif sedikit akuntansi sosial bagi publik, dan kebanyakan riset mengenai hal itu berkaitan dengan dampak terhadap penerima dari informasi yang dilaporkan. Karena akuntansi sosial eksternal masih bersifat sukarela, maka tidak ada dampak apapun dalam persyaratan pelaporan,meskipun masih terdapat dampak terhadap pelaporan secara sukarela. Karena akuntansi sosial merupakan bidang perhatian dan relatif baru dan seringkali mengalami konflik dengan kriteria kerja yang sudah mapan, maka terutama sangat penting Untuk menggabungkan persyaratan pelaporan dengan keperilakuan dan sanki Untuk ketidakpatuhan yang sangat eksplisit.
2.3.4 Akuntansi Manajemen
Manajemen dapat memberlakukan persyaratan pelaporan internal apapun yang diinginkan kepada bawahan, pos pos yang dilaporkan secara internal dapat bersifat keuangan, operasional, sosial, atau suatu kombinasi. Akan tetapi hanya sedikit data akuntansi manajemn yang tersedia bagi publik, karana data tersebut jarang dilaporkan diluar organisasi. Sangat sulit pula Untuk di genaralisasi Karena setiap organisasi mempunyai sitem akuntansi manajemen, sekelompok persyaratan pelaporan, dan hubungan organisasional yang unik.
Kombinasi dari hasil riset dalam bidang ini menunjukan proses yang sangat kompleks dimana persyaratan pelaporan berinteraksi dengan sejumlah variabel dan proses organisasional lainya. Kesimpulan yang paling masuk akal yang dapt ditarik dari hasil risst yang tersedia bahwa kadang kala, persyaratan pelaporan menghasilkan dampak yang dapat diamati terhadap perilaku pelapor dan kadang kala tidak. Keanekaragaman dari faktor-faktor yang mungkin harus dipertimbangkan membuatnya menjadi ngat sulit Untuk memprediksikan kapan dan dampak apa yang akan terjadi.
V.T Ridgeway (1959) adlah salah stu orag yang menarik perhatian pada apa yang disebut sebagai “konskuensi dis fungsional dari ukuran kinerja’’ ia memperingatkan bahwa satu ukuran nomerik tunggal biasanya tidak dapat mencangkup segala sesuatu yang pentng yang mencangku operasi.
2.4 Penilaian Dampak Terhadap Pengirim Informasi
Terdapat banyak cara Untuk menilai dampak dari persyaratan pelaoran terhadap pengirim informasi. Hal yang paling tersedia adalah pengambilan keputusa deduktif yang melibatkan keputusan secara hati-hati mengenai bagaiman persyaratan pelaporan akan berinteraksi dengan kekuatan-kekuatan multifungsional lainya guna membentuk perilaku manajer. Teknik ini sebaiknya selalu digunakan sebelum memberlakukan persyartan pelaporan. Coba tempakan diri nada pada posisi si pengirim dan tanyakan pada diri anda sendiri, “apa yang akan saya lakukan jika ada pada posisinya dan harus melaporkan informasi tersebut?” berguna Untuk bertanya kepada orang lain dengan latar belakang dan perspektif yang berbeda Untuk melakukan hal yang sama Karena mereka mungkin melihat sesuatu dengan cara yang tidak pernah anda pikirkan. Ini adalah cara yng sederhana dan murah, dan cepat Untuk mencoba memprediksikan dampak dari persyaratn pelaporan, sebelum persyaratan tersebut diterapkan.
Metode lain adalah dengan menanyakan kepada pelapor mengenai perilaku mereka, suatu cara formal Untuk melakukan hal ini adalah denngan melkukan survei, yang terdiri atas pertanyangaan-pertanyaan sempit dengan kemungkinan tanggapan yang ditentukan atau pertanyaan-pertanyaan yang luas dengan kemungkinan jawaban yangterbuka, atau atas gabungan keduanya. Survei tersebut dapat ditanyakan secara langsung “apakah persyaratan pelaporan ini menyebabkan anda mengubag perilaku anda ?,” atau lebih tidak langsung mencoba Untuk memperoleh hal yang sama.survei tersebut dapat dilakukan secara pribadi, lewat telpon,atau leawat kuisioner yang dikirim melaui pos. metode ini hanya memberikan apa yang rela dan mampu Untuk diberikan ooleh pelapor kepada anda mengenai persepsi mereka sendiri atas perilaku dan reaksinya terhadap persyarata pelaporan. Sayangnya, respon ini tidak terlalumencerminkan perilaku mereka secara akurta. Pelapor dapat dengan sengaja berbohong, tetapi mereka juga dapat memiliki persepsi yang tidak akurat atas perilaku mereka. Kesalahan yang mungkin ini dapat terjadi Untuk kedua kemungkinan. Pelapor dapat berfikir bahwa mereka telah mnegubah perilaku mereka dengan cara-cara atau jumlah sebenarnya tidak mereka lakukan, atau seblaiknya.
Cara Untuk memastikan apakah persyaratn pelaporan mengubah perilaku perilaku pelaporan adalah dengan mengamati perilaku denggan dan tanpa persyaratan pelaporan. Hal ini sebainya dilakukan dalam eksperimen terkendali dimana satu-satunya hal yang dapat berubah adalah persyaratan pelaporan. Tetapi, agar hasilnya berguna, penting bahwa kondisi eksperimen cukup serupa dengan kondisi alamiah diman persyaratan pelaporan ada. Hal ini tidak selalu mudah Untuk dilakukan.
Beraneka ragam pendekatan dapat diambil Untuk mengukur perilaku dalam kondisi alamiah itu sendiri. Ketika terdapat akses langsung ke pelapor dan paling tidak beberapa variabel relevan yang dapat dikendalikan atau dimanipulasi, gunakan “studi lapangan yang bersifat eksperimen semu” yang merusak suatu kompromi antara kepastian dan relavansi. Metode tersebut adalah metode yang paling mendekati eksperimen laboratorium dalam hal pengendalian dan oleh Karena itu memberikan suatu pengujian tas kausalitas. Ketika pengirim hanya dapat diamati (yaitu tidak ada variabel yang relevan yang dapat dikendalikan atau dimanipulasi), maka hal ini merupakan studi kasus dalam beberapa konteks akuntansi, terutama keuangan, tidak ada pengendalian yang tersedia, sehingga seseorang harus menggunakan data apa pun yang tersedia mengenai perilaku dari pengirim. Hal ini disebut dengan “analisis post hoc atas data sekunder”.
Masalah dalam kondisi alamiah adalah bahwa banyak hal-hal lain yangkemungkinan akan berubah pada saat yang bersamaan sengan persyartan pelaporan. Hal ini menyulitkan Untuk menentukan apakah penyebab dari perilaku yang diamati adalah Karena persyartan pelporan atau Karena satu atau lebih faktor lainnya. Juga, terutama ketika analisis post hoc terhadap data sekunder digunakan, ukuran ukuran langsung dari perilaku yang diamati mungkin tidak tersedia.
Meskipun terdapat kesulitan-kesulitan tersebut, penting Untuk mencoba menentukan bagaimana persyratabn pelaporan telah, mempengaruhi perilaku pelapordalam cara yang menguntungkan atau tidak mnguntungkan dan dapat diprediksi atau tidak,sebagaimana dnegn kebanyakan tugas evaluasi kinerja, kombinasi dari beberapa metode peniaian kemungkinan besar akan memberikan haisl yang paling andal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagaimana di ketahui bersama masalah pokok dari proses akuntansi adalah implikasi komunikasi informasi mengenai keuangan dan manajemen. Namun, bukan hanya pihak pelapor atau pengirim informasi saja yang memiliki harapan, pihak penerima informasi juga memiliki harapan tersendiri lewat perilaku yang diwujudkan terhadap informasi tersebut.Kedua belah pihak masing-masing memiliki perilaku yang berbeda terhadap informasi yang sama. Dengan demikian, Untuk mencapai efektifitas komunikasi, pihak penerima informasi harus menyadari perilaku dari pihak pengirim informasi, karena pihak pengirim informasi dapat bertindak disfungsional terhadap informasi yang signifikan. Oleh karena itu, bentuk laporan yang menjadi bagian dari rangkaian komunikasi perlu ditinjau mana kala membawa dampak negatif bagi proses komunikasi.
1.1 Latar Belakang
Akuntansi memiliki tujuan memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Akuntansi merupakan media komunikasi, dalam pelaporan hal tertentu seperti sumber daya alam biasanya dilaporkan secara sukarela kecuali pembuat laporan keuangan meyakini bahwa si penerima informasi akan berperilaku sebagaimana yang idinginkan sebagai tujuan pelaporan. Dalam organisasi manajer biasanya memiliki hak Untuk mengharuskan bawahannya melaporkan aspek – aspek yang harus dilaporkan dalam kinerja mereka. Setiap orang yang terlibat dalam penyusunan laporan akuntansi perlu memahami dampak yang mungkin ditimbulkan dari persyaratan pelaporan terhadap perusahaan. Pembuat laporan akuntansi dapat dengan sengaja melaporkan informasi palsu , informasi yang tidak akurat. Guna memastikan keandalan dari informasi akuntansi yang dilaporkan adalah fungsi penting dari audit keuangan, persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku pelapor dalam beberapa cara.
Antisipasi penggunaan informasi dilakukan oleh pembuat informasi untuk mencari tahu reaksi yang akan terjadi dari penerima informasi atas informasi tersebut, sehingga dampak negatif dari informasi dapat diminimalisir.Kadangkala penerima informasi atau user informasi menyatakan dengan jelas keinginannya atau mereka kepada si pembuat informasi. Hal ini dapat dijadikan masukan untuk pembuat informasi sebelum membuat laporan, misalnya mengenai laba, pertumbuhan jangka panjang, citra perusahaan, dan sebagainya. Jika pengguna informasi tidak memperhatikan atau mengevaluasi informasi yang diterima, sehingga dapat terjadi bias informasi tersebut dimana menjadi tidak relevan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana syarat-syarat pelaporan?
2. Bagaimana persyaratan pelaporan memengaruhi perilaku?
3. Bagaimana dampak dari persyaratan pelaporan
4. Bagaimana penilaian terhadap pengiriman informasi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana syarat-syarat pelaporan
2. Untuk mengetahui bagaimana persyaratan pelaporan memengaruhi perilaku
3. Untuk mengetahui bagaimana dampak dari persyaratan pelaporan
4. Untuk mengetahui penilaian dampak terhadap pengiriman informasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Syarat-Syarat Pelaporan
Dunia saat ini penuh dengan persyaratan Untuk melaporkan informasi kepada orang lain tentang siapa atau apa kita ini, bagaimana kita menjalankan hidup kita, bagaimana kita mengerjakan pekerjaan kita ,dan seterusnya. Hal – hal ini pada umumnya sering disebut sebagai persyaratan pelaporan. kebanyakan riset tentang akuntansi keperilakuan mengenai dampak informasi telah memfokuskan pada bagaimana penerima menggunakan informasi yang dilaporkan guna membuat penilaian dan atau keputusan. Sehingga penting sekali Untuk memahami bahwa dampak persyaratan pelaporan terhadap perilaku dari mereka yang diharuskan Untuk memberikan laporan informasi tertentu musti dikaji. Istilah “pelapor” dan “pengirim” akan digunakan secara bergantian dan mengacu pada individu, orgaisasi atau kelompok lain yang diharuskan Untuk melaporkan informasi.
Intisari dari pelaporan akuntansi adalah komunikasi atas informasi yang memiliki implikasi keuanganatau manajemen. Karena pengumpulan dan pelaporan informasi mengonsumsi sumberdaya, biasanya hal yang mana tidak dilakukan dengan suka rela kecuali pelapor yakin bahwa hal ini memberikan si penerima informasi berperilaku sebagaimana yang diinginkan pelapor. Yang mana pula kebanykan dari informasi akuntasi digunakan dan dikomunikasikan hanya karaena seserang memiliki posisi kekuasaan.
Informasi pula yang dilaporkan adalah bagian yang penting dari proses pengendalian organisasi. Tanpa informasi, manajer, kreditor dan pemilik tidak dapat mengatakan apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana aau apakah tindakan korektif diperlukan. Meskipun alternatif seperti pengamatan langsung dan audit kadang kala digunakan, informasi ang dilaporkan adalah cara paling umum Untuk memperoleh informasi yang digunakan Untuk pengendalian. Adalah penting untuk memahami dampak dari persyaratan pelaporan karena kelaziman dan biayanya.
Persyaratan pelaporan dikenalkan dan dipaksakan oleh beraneka ragam orang dan organisasi dengan cara yang beraneka rupa. Dalam organisasi, manajer biasanya memiliki hak Untuk mengharuskan bawahannya melaporkan aspek mana pun dari kinerja pekerjaan mereka. Apakah mereka dapat melaksanakan persaratan semacam itu dengan efektif adalah kurang jelas dan bergantung pada sejumlah faktor organisasional, dan mungkin pribadi. Perusahaan-perushaan ang dimiliki oleh publik diharuskan Untuk melaporkan secara ekstensif kepada BAPEPAM dan publik Untuk status keuangan dan operasinya. Setiap orang yang terlibat dalam perancangan atau penggunaan sistem informasi perlu memahami dampak yang mungkin dari persyaratan pelaporan terhadap pengirim informasi, serta bagaimana memprediksikan dan mengidentifikasikan dampak semacam itu.
2.2 Bagaimana Persyaratan Pelaporan Memengaruhi Perilaku
Gagasan bahwa persyaratan pelaporan mempengaruhi perilaku pelapor bukanlah sesuatu yang baru ataupun unik bagi manajemen dan akuntansi. Para psikolog sangat menyadari bahwa orang dapat merespon terhadap ‘tuntutan” dari situasii eksperimental dengan berperilaku secara berbeda dengan apa yang mereka lakukan pada situasi lain. Sementara psikolog eksperimental mencoba menjahui hal ini karena orientasi dari riset mereka, manajer dan badan regulasi mencoba secara aktif Untuk memberikan tuntutan kepada orang lain guna membuat mereka berperilaku dengan cara tertentu. Manajer dan badan regulasi menggunakan persyaratan pelaporan baik Untuk menggunakan tuntutan semacam itu dan Untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan Untuk mengevaluasi perilaku dan kinerja.
Diakui bahwa pengirim mungkin saja dengan sengaja melaporkan informasi palsu yaitu mereka dapat saja berbohong. Informasi yang tidak akurat juga dapat dilaporkan dengan sembrono karena sistem informasi yang tidak memadai. Guna memastikan keandalan dariinformasi yang dilaporkan adalah fungsi penting dari audit laporan keunagan oleh akuntan publik independen yang bersertifikasi, dari audit internal oleh staf yang hanya bertanggung jawab kepada manajemen puncak Untuk mengecek para bawahan ditemat oleh atasan. Dan “ kunjungan lapangan” oleh para penyangdang dana dari badan layangan sosial. Suatu mekanisme Untuk memastikan integritas informasi yang dilaporkan adalah penting dari desain atas pelaporan mana pun.
Persyarata pelaporan dapat mempengaruhi perilaku pelopor dalam beberapa cara. Bentuk lain dari pengukuran yang digunakan dalam organisasi, seperti audit dan pengamatan langsung, juga memiliki dampak yang sama terhadap persyaratan pelaporan selain dampak spesifikasinya sendiri.
2.2.1 Antisipasi Penggunaan Informasi
Ketika persyaratan pelaporan dikenakan, adalah umum bagi si pengirim Untuk paling tidak berfikir, jika tidak bertanya “ mengapa mereka menginginkan informasi ini? Bagaimana mereka akan menggunakannya?”. Si pengirim ingin mengetahui apakah si penerima akan mengambil suatu tindakan yang berkaitan dengan, atau memiliki pendapat mengenai si pengirim karena informasi yang dilaporkan tersebut. Karena si penerima menggunakan informasi yang dilaporkan sebagai suatu dasar Untuk evaluasi kinerja dan penilaian lainnya, pertimbangan si pengirim mengenai penggunaan yang mungkin sangat berdasar.
Pengirim menggunakan persyaratan pelaporan itu sendiri, bersama-sama dengan informasi lainnya, Untuk mengantisipasi bagaimana penerima akan bereaksi terhadap informsi yang dilaporkan. Pengirim menggunakan persyaratan pelaporan itu sendiri bersama-sama dengan informasi lainya, Untuk mengantisipasi bagaimana penerima akan bereaksi terhadap informasi yang akan dilaporkan. Karena orang pada umumnya bereaksi dengan cara-cara yang mereka yakin akan mengarah pada hasil yang mereka inginkan, pengirim informasi tersebut mencoba Untuk menyimpulkan bagaimana penerima informasi akan menggunakan dan bereaksi terhadap informasi yang disediakan. Jika pengirim mengidentifikasi adanya suatu reaksi yang tidak menyenangkan terhadap informasi mengenai perilaku mereka sekarang. Mereka mungkin akan memodifikasi perilaku mereka sedemikian rupa, sehingga informasi yang dilaporkan akan menimbulkan reaksi yang lebih diinginkan.
Persyaratan pelaporan kemungkinan besar akan mempengaruhi perilaku pengirim ketika informasi yang dilaporkan merupakan deskripsi mengenai perilaku pengirim atau sesuatu yang dipengaruhi pengirim atau sesuatu Untuk mana si pengirim bertanggung jawab.Bagaiman informasi yang dilaporkan berkaitan dengan perilaku pengirim adalah penting? Semakin informasi yang dilaporkan mencerminkan sesuatu yang dapat dikendalikan oleh si pengirim, semakin besar kemungkinan bahwa perilaku pengirim akan dimodifikasi.pengirim dapat merasakan cukup pasti bahwa perubahan dalam perilaku akan mengarahkan perubahan yang diinginkan dlam informasi yang dilapoirkan.
Dalam konteks manajemen pengirim sering sekali dianggap bertanggung jawab Untuk mengendaikan hal-hal yang juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain yang tidak dapat dipengaruhi oleh sipengirim. Misalnya saja perekonomian dapat secara signifikan mempenagruhi penjualan suatu devisi dan tentu saja tidak dapat dikendalikan oleh manajer devisi. Meskipun prinsip akuntansi manajemen Untuk membuat manajer bertanggung jawab hanya Untuk hal-hal Untuk mana mereka memiliki wewenang dan kemampuan Untuk mengendalikan, tidak mudah Untuk benar-benar mengetahui seberapa banyak dari hasil sekarang yang disebabkan oleh tindakan pengirim dibandingkan oleh faktor-faktor lain. Ketika banyak faktor diluar perilaku pengirim mempengaruhi suatu hasil pengirim kemungkinan besar tidak akan merubah perilakunya guna menghasilakn informasi yang berbeda karena dua alasan, Pertama pengirim mungkin tidak mengetahui bagaimana Untuk keperilakuan guna mencapai hasil dan informasi yang diinginkan, Kedua sering kali ada keinginan Untuk menyalahkan faktor-faktor lain atas hasil yang dicapai ketika sipengirim ditanyakan mengenai hal itu.
2.2.2 Prediksi Si Pengirim Mengenai Penggunaan Si Pemakai
Kadang kala penerima menyatakan secar jelas bagaiman mereka mengiginkan si pengirim berperilaku. Tetapi seringkali mereka tidak menginginkan atau mereka mungkin menginginkan banyak hal lain yang sulit dicapai secara simultan, seperti laba jangka pendek yang tinggi, pertumbuhan jangka panjang yang baik, atau citra publik yang bagus. Jika si pengirim bertanggung jawab kepada si penerima, maka si pengirim ingin berperilaku dengan cara-cara yang akan menyenangkan sipenerima. Apa yang diharuskan diambil, mengenai tindakan dan hasil manakah yang penting bagi sipenerima.
Kadangkala seseorang merasa pasti mengenai bagaimana penerima akan menggunakan informasi sementara pada waktu lain seseorang tidak merasa pasti mengenai bagaiman informasi tersebut digunakan. Jika setiap orang selalu jelas dan jujur mengenai bagaimana mereka akan menggunakan informasi yang dilaporkan , maka akan terdapat sedikit masalah, tetapi tetap masih ada kemungkinan bahwa informasi tersebut akan kemudian dilaporkan dengan cara-cara yang tidak dimaksudkan ketika pertama kali informasi tersebut diminta. Seringkali, orang yang meminta informasi tidak secara eksplisit mengenai bagaimana informasi tersebut akan digunakan atau dengan siapa informasi tersebut akan dibagi. Dalam kasus ini, pelapor memiliki pekerjaan yang sulit Untuk menebak kapan dan bagaimana informasi tersebut dapat digunakan. Mereka kemungkinan besar akan mendasarkan prediksi mereka pada bagaimana informasi yang dilaporkan digunakan dalam situasi yang serupa dalam pengamatan mereka, atau bagaimana meerka akan menggunakannya jika mereka ada pada posisi si peminta informasi, bersama-sama pada informasi apapun yang tersedia bagaimana laporan ini akan digunkan.
Kadang kala, bahkan ketika orang menyatakan dengan jelas mengenai bagaimana mereka berencana Untuk menggunakn informasi yang dilaporkan, mereka secara aktual akan menggunakan informasi tersebut dengan cara-cara yang mereka indikasikan atau janjikan tidak akan digunakan. Anda mungkin telah ditempatkan pada posisi ini oleh seseorang yang mengorek informasi dari anda dengan janji bahwa informasi tersebut tidak akan akan disebarkan atau digunakan terhadap anda kemudian, hanya Untuk menemukan bahwa ternyata mereka memang menyebarkanya atau bahkan mereka menggunakan informasi tersebut pada setiap argumentasi dengan anda. Faktanya, potensi semaacam itu Untuk penyalahgunaan atas informasi tertentu telah mengarah pada dimasukkanya aturan mengenai keamanan dan privasi dengan kaitanya dengan catatan karyawan dan medis.
Dalam kasus-kasus lain, adalah jelas dari respon penerima atau kurangnya respons penerima, bahwa mereka tidak menggunakan informasi yang dilaporkan seperti yang mereka katakan. Anekdot klasik mengenai hal ini adalah mahasiswa yang mengetik alamat yang panjang ditengah-tengah suatu makalah Untuk menambah ketebalanya.Makalah tersebut dikembalikan dengan suatu nilai,tetapi tanpa indikasi bahwa dosen tersebut telah melihat hal tersebut.
Sementara contoh ini kelihatanya agak ekstrem, banyak manajer akan mengakui bahwa mereka tidak mempunyai waktu Untuk menggunakan seluruh informasi yang mereka terima mengenai perilaku bawahanya. Dalam banyak kasus bawahan mereka nampaknya benar-benar menyadari bahwa atasanya tidak menggunakan informasi tertentu yang dilaporkan,dan mereka bertindak tidak sesuai dengan itu. Jika kegunaan yang dimaksudkan tidak sesuai dnegn yang dimaksudkan maka pengirim akan menggunakan informasi masa lalunya dalam situasi yang serupa dan keyakinan lainya mengenai penerima dan situasi guna membuat estimasi terbaik mereka mengenai bagaimana informasi yang dilaporkan akan benar-benar digunakan.
2.2.3 Insentif/Sanksi
Ketika pengirim telah membuat estimasi terbaiknya mengenai apakah-dan jika demikian bagaimana penerima akan menggunakan informasi tersebut,maka pertanyaan berikutnya adalah “apa yang akan dilakukan sipenerima tentang itu?”. Dalam beberapa kasus, seseorang mengetahui bahwa sipenerima tidak akan senang dengan informasi tersebut, tetapi tidak ada yang dapat dilakukan mengenai hal itu. Faktanya, kadangkala orang yang mengiginkan informasi tersebut bahkan tidak dapat memaksakan persyaratan pelaporan, dalam kasus mana “pengirim” kemungkinan besar tidak akan mengirimkan informasi itu. Tetapi, ketika penerima paling tidak memiliki cukup kekuasaan langsung maupun tidak langsung Untuk memaksakan persyaratan pelaporan, maka ia kemungkinan besar paling tidak memiliki suatu kekuasaan atas tindakan si pengirim.
Kekuatan dan sifat dari kekuasaan penerima terhadap pengirim adalah penentu yang penting mengenai seberapa besar kemungkinan bahwa sipengirim akan mengubah perilakunya. Semakin besar potensi yang ada bagi sipenerima Untuk memberikan penghargaan atas sanksi kepada si pengirim , semakin hati- hati si pengirim akan bertindak dalam memastikan bahwa informasi yang dilaporkan dapat diterima oleh sipenerima. Misalnya saja,mahasiswa kemungkinan besar akan mengerjakan tugasnya ketika tugas tersebut dikumpulkan dan diberi nilai dibandingkan jika tidak meskipun manfaat pembelajaran sama dalam kedua kasus.
2.2.4 Penentuan Waktu
Waktu adalah penentu penting dalam menentukan apakah persyaratan pelaporan akan menyebabkan perubahan dalam perilaku pengirim atau tidak. Supaya persyaratan pelaporan dapat menyebabkan pengirim mengubah perilakunya, ia harus mengetahui persyaratan pelaporan tersebut sebelum ia bertindak. Jika persyaratan pelaporan tersebut hanya terjadi setelah pengirim telah bertindak, maka tidak ada peluang Untuk mengubah perilaku masa lalu. Tetapi kebanyakan persyaratan pelaporan bersifat repetitif dalam konteks manajemen, sehingga bahkan jika persyaratan pelaporan yang pertama dikenakan setelah perilaku yang dilaporkan terjadi, pelapor akan mengetahui didepan bahwa laporan berikutnya harus dibuat. Karena data biasanya tidak dikumpulkan kecuali seseorang bermaksud menggunakanya, maka persyaratan pelaporan yang baru sering kali memerlukan data baru dikumpulkan yang memberikan peluang Untuk mengubah perilaku sebelum pelaporan.
2.2.5 Strategi Respons Iteratif
Mengubah perilaku biasanya mahal biayangya. Orang dipengaruhi banyak tuntutan, batasan, dan keinginan yang saling bersaing satu sama lain , perubahan apa pun dalam perilaku biasanya memengaruhi lebih dari satu dimensi ini dan tidak selalu kearah yang diprediksi atau diinginkan. Paling tidak menghabiskan banyak waktu Untuk tugas menyisakan lebih sedikit waktu yang tersedia untuk tugas lainya.
Ketika suatu persyaratan pelaporan baru dikenakan, strategi yang paling murah adalah terus pberperilaku seperti baiasa, melaporkan sejujurnya perilaku tersebut, dan menunggu respon dari si penerima. Jika tidak ada respon maka strategi tersebut dapat diteruskan. Umpan balik negatif dari penerima mengindikasikan bahwa perilaku yang dilaporkan tidak diinginkan, memperbaiki estimasi pengirim mengenai perilaku apa yang diinginkan si penerima dan bagaiman ia merespon. Pada putaran pertama “kami sedang mengerjakanya-hal- hal seperti ini butuh waktu Untuk berubah” mungkin adalah respon yang mencukupi.
Ackerman menunjukan bahwa kombinasi antara persyaratan pelaporan dan pernyataan yang jelas mengenai perilaku yang diinginkan, serta umpan balik mungkin tidak mencukupi Untuk mendrong perilaku yang diinginkan dalam situasi-situasi tertentu. Penghargaan dan sanksi yang dikaitkan dengan perilaku tersebut dibutuhkan dalam beberapa atau semua situasi.
Oleh karena itu kemungkinan pelapor mengubah perilakunya dalam menanggapi persyaratan pelaporan saja bergantung palig tidak sebagain pada:
1. Seberapa jelas apa yang diingin kan si penerima Untuk terjadi
2. Seberapa jelas Untuk apa informasi yang dilaporkan tersebut akan digunakan oleh si penerima
3. Penghargaan atau sanksi apa yang dapat diberikan oleh si penerima kepada si pengirim
4. Penghargaaan atau sanksi manakah yang mungkin digunakan oleh sipenerima
5. Seberapa besar perubahan dalam perilaku pada suatu dimensi dapat mempengaruhi kinerja pada dimensi-dimensi penting lainya.
2.2.6 Pengarah Perhatian
Suatu persayaratan pelaporan dapat menyebabkan pengirim mengubah perilaku,bahkan jika ia tidak mengharapkan penerima bereaksi terhadap informasi yang dilaporkan. Hal itu karena informasi memiliki suatu cara Untuk mengarahkan perhatian pada bidang-bidang yang berkaitan dengan nya yang dapat mengarah pada perubahan perilaku. Meskipun dampak mengarahkan perhatian mungkin kurang ampuh dan kurang rentan terhadap prediksi dibandingkan dengan dampak antisipasi, dampak tersebut dapat mempengaruhi perilaku dalam beberapa situasi. Dampak tersebut kemungkinan besar dapat terjadi dalam situasi dimana perilaku nya dilaporkan penting bagi sipengirim Karena beberapa alasan, dan dimana terdapat cukup banyak kelonggaran (slack) dalam sistem yang memungkinkan si pengirim Untuk mengubah perilakunya tanpa dampak negatif terhadap aspek-aspek lain dari kinerjanya. Hal ini lebih lemah dibandingkan dengan dampak antisipasi.
Dampak mengarahkan perhatian dapat dianggap sebagai dampak dari pencatatan dan bukan dampak dari pelaporan informasi Karena dampak tersebut timbul dari kepentingan pengirim itu sendiri dan tidak bergantung pada informasi yang dilaporkan kepada siapapun. Tetapi dampak tersebut dipertimbangkan Karena dampak tersebut dapat terjadi sebgai respon terhadap persyaratan pelaporan dari luar meskipun hal tersebut dapat juga terjadi tanpa adanya persyaratan tersebut.
Banyak program “manajemen waktu” menggunakan dampak mengarahkan perhatian Untuk menghasilkan perubahan perilaku. Partisipan diminta Untuk menyimpan catatan yang terinci mengenai bagaimana mereka menghabiskan waktu, tetapi tidak diharuskan Untuk menyampaikan informasi tersebut kepada siapapun. Mereka kemudian dapat menggunakan informasi tersebut Untuk menentukan apakah mereka menghabiskan waktunya dengan cara-cara yang mendukung pernyataan prioritas mereka apakah banyak dari waktu mereka yang disia-siakan .
2.3 Dampak Dari Persyaratan Pelaporan
Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku disemua bidang akuntansi: keuangan,perpajakan, manajerial, dan sosial. Kompleksitas dari lingkungan akuntansi adalah penghalang terhadap penilaian dampak dari persyaratan pelaporan. Terdapat begitu banyak hal yang terjadi pada waktu yang bersamaan, sehingga sulit mengatakan dengan pasti yang manakah yang menyebabkan perilaku yang diamati. Bukti-bukti mengenai dampak persyaratan pelaporan masih belum konklusif,tetapi pengetahuan yang lebih substantif dan metedologi riset yang lebih baik sedang dikembangkan.
2.3.1 Akuntansi Keuangan
Badan-badan yang berwenang dalam akuntansi keuangan di amerika serikat, termasuk Securities Exchange Commission (SEC), Financial Accounting Standards Board(FASB) dan Financial Executives Research Foundation (FERF) telah mengakui dampak potensial yang dimilki persyaratan pelaporan terhadap perilaku korporat. FASB dan FERF baru-baru ini mulai mendorong dan mendukung investigsai mengenai dampak semacam itu dan mempertimbnagkan secara ekslplit dalam proses penetapan standar.
Pada awaltahun 1969 diusulkan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umuum(Generally Accepted Accounting Standar-GAAP) dapat mempengaruhi perilaku korporat. Hawkins membahas dampak-dampak yang mungkin terhadap kebijakan operasi manajer mengenai prinsip-prinsip akuntansi Untuk pajak tangguhan,kredit, translasi mata uang asing, laba persaham, konsolidasi, laba atau rugi luar biasa, ekuivalen saham biasa, dan sewa guna usaha.Ia menyatakan GAAP yang baik secara keperilakuan akan menghambat manajer Untuk mngambil tindakan operasi yang tidak diinginkan guna membenarkan adopsi atas suatu alternatif akuntansi dan menghambat adopsi praktik akuntansi oleh korporasi yang menciptakan ilusi kerja,sayangnya ia tidak melakukan investigasi apakah dampak yang ia argumentasikan benar-benar terjadi atau tidak ia juga tidak membahas situasi hadirin yang dampak mempengaruhi kekuatan dari dampak tersebut , akan tetapi sejak saat itu telah dilakukan perubahan dalam banyak bidang GAAP yang dibahasnya.
Beberapa prinsip akuntansi kemudian diterapkan setelah diperdebatkan terlebih dahulu mengenai dampak yang akan ditimbulkan. Beberapa hal yang kontroversial dari pernyataan akuntansi tersebut merupakan contoh mengenai bagaimana prinsip akntansi tersebut berperilaku. Contoh-contoh tersebut meliputi “bagaimana perlakuan atas kerugian yang secara signifikan dipengaruhi oleh melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar?” dan “bagaimana perlakuan atas kelebihan nilai pembayara untuk kontrak utang dalam mata uang asing?”. Sebelum diterapkan dan diakui sebagai biaya atau dikapitalisasi, hal-hal tersebut terlebih dahulu mengalami perdebatan yang melibatkan berbagai kelompok (pemerintah, praktisi bisnis, akademisi, dan akuntan praktisi). Hal tersebut melahirkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No.4 yang Menginterpretasikan paragraf 32 dari pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.10 mengenai transaksi dalam mata uang asing. Dalam interpretasi tersebut dinyatakan bahwa kerugian yang ditimbulkan oleh tingkat inflasi yang luar biasa (diatas 133%) dan melibatkan transaksi operasi dalam mata uang dolar dapat dikapitalisasi oleh Perusahaan.
Prinsip akuntansi yang kontroversional lainya termasuk perlakuan atas biaya penelitian dan pengembangan, serta persyaratan pelaporan akuntansi atas inflasi yang mengharuskan dibuatnya penyesuaian dalam laporan keuangan, demikian pula halnya dengan akuntansi minyak dan gas bumi.
Dalam akuntansi minyak dan gas bumi pengakuan beban dengan metode-metode yang diperbolehkan menunjukan adanya negosiasi antar kelompok yang kompeten dan terlibat dalam penggunaan akuntansi minyak dan gas bumi tersebut. Dalam akuntansi tersebut diyatakan bahwa pengunaan perhitungan biaya penuh (Full Coating-FC) dan usaha yang berhasil (Successful Effort-SE) merupakan dua metode yang disetujui,kedua metode tersebut muncul secara bertahap. Karena pengguanaan metode SE dapat menyebabkan kerugian besar yang harus ditampilkan dalam laporan laba rugi maka baik pihak penyusun laporan keuangan maupun penerima laporan keuangan memiliki suatu kekhawatiran yang serius atas pandangan yang negatif terhadap informasi keuangan yang dilaporkan itu.rasa khawatir itu diwujudkan lewat pengajuan usulan metode lain yaitu metode FC.
2.3.2 Akuntansi Perpajakan
Akuntansi perpajakan keperilakuan merupakan bidnag yang relative masih belum dieksplorasi. Akan tetapi bidang tersebut tentu saja merupakan bidang yang sensitif dalam kaitanya dengan persyaratan pelaporan. Beberapa orang, percaya bahwa persyarataan pelaporan pajak yang sekarang melanggar hak konstitusional. Umumnya dipandang bahwa persyaratan pelaporan pajak rumit dan sulit bagi banyak pembayar pajak.
Beberapa persyaratan pelaporan telah dikenakan tidak hanya kepada pembayar namun juga pada pihak lain seperti karyawan dengan maksud Untuk membuat hukum pajak lebih dipatuhi. Pengetahuan bahwa informasi tersebut akan dilaporkan kepada kantor pajak oleh orang lain diharapkan akan membuat pembayar pajak kemungkinan kecil akan mencoba Untuk menghindari pajak. Perhatikan bahwa hukum pajak tidak berubah,persyaratan pelaporan menurunkan peluang Untuk berbuat curang tanpa mendapatkan hukuman.
Usaha pada tahun 1985 Untuk mengharuskan pencatatan rinci atas pengurangan beban bisnis mungkin adaalah contoh yang paling baru dan kontroversional mengenai dampak keperilakuan dari persyartan pelaporan pajak. Telah dibantah bahwa orang-orang bisnis akan mengeluarkan lebih sedikit dan dengan demikian mengklaim lebih sedikit pengurangan di bandingkan dengan persyaratan pembukuan yang sekarang. Faktany, catatan yang lebih rinci itu sendiri tidak perlu dilapokan, tetapi pembayar pajak dan penyususn laporan pajak diharuskan Untuk melaporkan bahwa catatan smecam itu disimpan dan tersedia Untuk diperiksa
2.3.3 Akuntansi Sosial
Hanya sedikit saja yang mengetahui dampak dari akuntansi sosial terhadap pengirim informasi. Masih terdapat relatif sedikit akuntansi sosial bagi publik, dan kebanyakan riset mengenai hal itu berkaitan dengan dampak terhadap penerima dari informasi yang dilaporkan. Karena akuntansi sosial eksternal masih bersifat sukarela, maka tidak ada dampak apapun dalam persyaratan pelaporan,meskipun masih terdapat dampak terhadap pelaporan secara sukarela. Karena akuntansi sosial merupakan bidang perhatian dan relatif baru dan seringkali mengalami konflik dengan kriteria kerja yang sudah mapan, maka terutama sangat penting Untuk menggabungkan persyaratan pelaporan dengan keperilakuan dan sanki Untuk ketidakpatuhan yang sangat eksplisit.
2.3.4 Akuntansi Manajemen
Manajemen dapat memberlakukan persyaratan pelaporan internal apapun yang diinginkan kepada bawahan, pos pos yang dilaporkan secara internal dapat bersifat keuangan, operasional, sosial, atau suatu kombinasi. Akan tetapi hanya sedikit data akuntansi manajemn yang tersedia bagi publik, karana data tersebut jarang dilaporkan diluar organisasi. Sangat sulit pula Untuk di genaralisasi Karena setiap organisasi mempunyai sitem akuntansi manajemen, sekelompok persyaratan pelaporan, dan hubungan organisasional yang unik.
Kombinasi dari hasil riset dalam bidang ini menunjukan proses yang sangat kompleks dimana persyaratan pelaporan berinteraksi dengan sejumlah variabel dan proses organisasional lainya. Kesimpulan yang paling masuk akal yang dapt ditarik dari hasil risst yang tersedia bahwa kadang kala, persyaratan pelaporan menghasilkan dampak yang dapat diamati terhadap perilaku pelapor dan kadang kala tidak. Keanekaragaman dari faktor-faktor yang mungkin harus dipertimbangkan membuatnya menjadi ngat sulit Untuk memprediksikan kapan dan dampak apa yang akan terjadi.
V.T Ridgeway (1959) adlah salah stu orag yang menarik perhatian pada apa yang disebut sebagai “konskuensi dis fungsional dari ukuran kinerja’’ ia memperingatkan bahwa satu ukuran nomerik tunggal biasanya tidak dapat mencangkup segala sesuatu yang pentng yang mencangku operasi.
2.4 Penilaian Dampak Terhadap Pengirim Informasi
Terdapat banyak cara Untuk menilai dampak dari persyaratan pelaoran terhadap pengirim informasi. Hal yang paling tersedia adalah pengambilan keputusa deduktif yang melibatkan keputusan secara hati-hati mengenai bagaiman persyaratan pelaporan akan berinteraksi dengan kekuatan-kekuatan multifungsional lainya guna membentuk perilaku manajer. Teknik ini sebaiknya selalu digunakan sebelum memberlakukan persyartan pelaporan. Coba tempakan diri nada pada posisi si pengirim dan tanyakan pada diri anda sendiri, “apa yang akan saya lakukan jika ada pada posisinya dan harus melaporkan informasi tersebut?” berguna Untuk bertanya kepada orang lain dengan latar belakang dan perspektif yang berbeda Untuk melakukan hal yang sama Karena mereka mungkin melihat sesuatu dengan cara yang tidak pernah anda pikirkan. Ini adalah cara yng sederhana dan murah, dan cepat Untuk mencoba memprediksikan dampak dari persyaratn pelaporan, sebelum persyaratan tersebut diterapkan.
Metode lain adalah dengan menanyakan kepada pelapor mengenai perilaku mereka, suatu cara formal Untuk melakukan hal ini adalah denngan melkukan survei, yang terdiri atas pertanyangaan-pertanyaan sempit dengan kemungkinan tanggapan yang ditentukan atau pertanyaan-pertanyaan yang luas dengan kemungkinan jawaban yangterbuka, atau atas gabungan keduanya. Survei tersebut dapat ditanyakan secara langsung “apakah persyaratan pelaporan ini menyebabkan anda mengubag perilaku anda ?,” atau lebih tidak langsung mencoba Untuk memperoleh hal yang sama.survei tersebut dapat dilakukan secara pribadi, lewat telpon,atau leawat kuisioner yang dikirim melaui pos. metode ini hanya memberikan apa yang rela dan mampu Untuk diberikan ooleh pelapor kepada anda mengenai persepsi mereka sendiri atas perilaku dan reaksinya terhadap persyarata pelaporan. Sayangnya, respon ini tidak terlalumencerminkan perilaku mereka secara akurta. Pelapor dapat dengan sengaja berbohong, tetapi mereka juga dapat memiliki persepsi yang tidak akurat atas perilaku mereka. Kesalahan yang mungkin ini dapat terjadi Untuk kedua kemungkinan. Pelapor dapat berfikir bahwa mereka telah mnegubah perilaku mereka dengan cara-cara atau jumlah sebenarnya tidak mereka lakukan, atau seblaiknya.
Cara Untuk memastikan apakah persyaratn pelaporan mengubah perilaku perilaku pelaporan adalah dengan mengamati perilaku denggan dan tanpa persyaratan pelaporan. Hal ini sebainya dilakukan dalam eksperimen terkendali dimana satu-satunya hal yang dapat berubah adalah persyaratan pelaporan. Tetapi, agar hasilnya berguna, penting bahwa kondisi eksperimen cukup serupa dengan kondisi alamiah diman persyaratan pelaporan ada. Hal ini tidak selalu mudah Untuk dilakukan.
Beraneka ragam pendekatan dapat diambil Untuk mengukur perilaku dalam kondisi alamiah itu sendiri. Ketika terdapat akses langsung ke pelapor dan paling tidak beberapa variabel relevan yang dapat dikendalikan atau dimanipulasi, gunakan “studi lapangan yang bersifat eksperimen semu” yang merusak suatu kompromi antara kepastian dan relavansi. Metode tersebut adalah metode yang paling mendekati eksperimen laboratorium dalam hal pengendalian dan oleh Karena itu memberikan suatu pengujian tas kausalitas. Ketika pengirim hanya dapat diamati (yaitu tidak ada variabel yang relevan yang dapat dikendalikan atau dimanipulasi), maka hal ini merupakan studi kasus dalam beberapa konteks akuntansi, terutama keuangan, tidak ada pengendalian yang tersedia, sehingga seseorang harus menggunakan data apa pun yang tersedia mengenai perilaku dari pengirim. Hal ini disebut dengan “analisis post hoc atas data sekunder”.
Masalah dalam kondisi alamiah adalah bahwa banyak hal-hal lain yangkemungkinan akan berubah pada saat yang bersamaan sengan persyartan pelaporan. Hal ini menyulitkan Untuk menentukan apakah penyebab dari perilaku yang diamati adalah Karena persyartan pelporan atau Karena satu atau lebih faktor lainnya. Juga, terutama ketika analisis post hoc terhadap data sekunder digunakan, ukuran ukuran langsung dari perilaku yang diamati mungkin tidak tersedia.
Meskipun terdapat kesulitan-kesulitan tersebut, penting Untuk mencoba menentukan bagaimana persyratabn pelaporan telah, mempengaruhi perilaku pelapordalam cara yang menguntungkan atau tidak mnguntungkan dan dapat diprediksi atau tidak,sebagaimana dnegn kebanyakan tugas evaluasi kinerja, kombinasi dari beberapa metode peniaian kemungkinan besar akan memberikan haisl yang paling andal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagaimana di ketahui bersama masalah pokok dari proses akuntansi adalah implikasi komunikasi informasi mengenai keuangan dan manajemen. Namun, bukan hanya pihak pelapor atau pengirim informasi saja yang memiliki harapan, pihak penerima informasi juga memiliki harapan tersendiri lewat perilaku yang diwujudkan terhadap informasi tersebut.Kedua belah pihak masing-masing memiliki perilaku yang berbeda terhadap informasi yang sama. Dengan demikian, Untuk mencapai efektifitas komunikasi, pihak penerima informasi harus menyadari perilaku dari pihak pengirim informasi, karena pihak pengirim informasi dapat bertindak disfungsional terhadap informasi yang signifikan. Oleh karena itu, bentuk laporan yang menjadi bagian dari rangkaian komunikasi perlu ditinjau mana kala membawa dampak negatif bagi proses komunikasi.
Daftar Pustaka
Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
0 komentar